Desa Majau Kecamatan Saketi terdapat Curug Janggalong, yang layak menjadi wisata Banten andalan di Kabupaten Pandeglang. Selain kaya akan pemandangan alamnya, Curug Janggalong juga mempunyai nilai keindahan atau estetika yang cukup luar biasa, sebagai penarik wisatawan.
Curug tersebut terletak di dalam wilayah perkebunan milik warga yang melewati perkebunan Kelapa Sawit milik PTPN VIII Bodawari. Meski begitu, lokasinya tidak terlalu jauh dari permukiman warga sekitar.
Ende Nandang Ketua Gerakan Persatuan Pemuda Majau (GPPM) menyebutkan, Curug Jangalong tersebut memiliki nilai estetika yang sangat natural dan eksotis di Desa Majau.
Namun sayang, sudah puluhan tahun lebih, potensi itu kurang terawat sebab keruhnya air yang diakibatkan sampah dan pemandian kerbau. Meskipun begitu, dia optimis Curug jangalong tersebut layak menjadi destinasi wisata andalan di Pandeglang Banten.
“Kehadiran curug itu sudah puluhan tahun, sudah ada beberapa orang mencoba mengembangkan curug itu menjadi suatu objek wisata, namun sampai sekarang masih banyak sampah mengalir dalam airnya sehinga kondisi airnya nampak keruh. Padahal curug itu bisa menjadi ikon Desa Majau,” kata Ende Nandang Ketua GPPM, dikutip dari Kabar Banten.
Dalam pada itu, Sekertaris Desa Majau, Muhamad Nasir mengakui telah menjalin koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk pengembangkan potensi wisata tersebut. Sebab untuk mengambangkan objek wisata itu harus melibatkan semua pihak baik pemilik perkebunan, pemerintah kecamatan, serta Dinas Pariwisata.
“Kalau dari pemerintah Desa sudah sering meninjau lokasi tersebut, tetapi belum berani me-nindaklanjutinya. Sebab untuk mencapai lokasi curug harus melewati perkebunan Sawit milik PTPN. Kami juga sudah sepakat untuk mengembangkan potensi wisata tersebut, hanya tinggal nunggu pemilik perkebunan saja,” ujarnya.
Sementara hal itu, Hasan Basri sebagai Camat Saketi mengatakan dirinya sudah meninjau lokasi curug dan, menjalin MoU atau nota kesepahaman dengan PTPN VIII. “Berdasarkan hasil survei kedua, kita sudah melakukan pelandaian jalur menuju lokasi curug tersebut. Dalam waktu dekat kita akan mengundang ADM PTPN VIII untuk bekerjasama dalam hal pengelolaan objek wisata ini,” ujarnya.
Curug tersebut terletak di dalam wilayah perkebunan milik warga yang melewati perkebunan Kelapa Sawit milik PTPN VIII Bodawari. Meski begitu, lokasinya tidak terlalu jauh dari permukiman warga sekitar.
Ende Nandang Ketua Gerakan Persatuan Pemuda Majau (GPPM) menyebutkan, Curug Jangalong tersebut memiliki nilai estetika yang sangat natural dan eksotis di Desa Majau.
Namun sayang, sudah puluhan tahun lebih, potensi itu kurang terawat sebab keruhnya air yang diakibatkan sampah dan pemandian kerbau. Meskipun begitu, dia optimis Curug jangalong tersebut layak menjadi destinasi wisata andalan di Pandeglang Banten.
“Kehadiran curug itu sudah puluhan tahun, sudah ada beberapa orang mencoba mengembangkan curug itu menjadi suatu objek wisata, namun sampai sekarang masih banyak sampah mengalir dalam airnya sehinga kondisi airnya nampak keruh. Padahal curug itu bisa menjadi ikon Desa Majau,” kata Ende Nandang Ketua GPPM, dikutip dari Kabar Banten.
Dalam pada itu, Sekertaris Desa Majau, Muhamad Nasir mengakui telah menjalin koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk pengembangkan potensi wisata tersebut. Sebab untuk mengambangkan objek wisata itu harus melibatkan semua pihak baik pemilik perkebunan, pemerintah kecamatan, serta Dinas Pariwisata.
“Kalau dari pemerintah Desa sudah sering meninjau lokasi tersebut, tetapi belum berani me-nindaklanjutinya. Sebab untuk mencapai lokasi curug harus melewati perkebunan Sawit milik PTPN. Kami juga sudah sepakat untuk mengembangkan potensi wisata tersebut, hanya tinggal nunggu pemilik perkebunan saja,” ujarnya.
Sementara hal itu, Hasan Basri sebagai Camat Saketi mengatakan dirinya sudah meninjau lokasi curug dan, menjalin MoU atau nota kesepahaman dengan PTPN VIII. “Berdasarkan hasil survei kedua, kita sudah melakukan pelandaian jalur menuju lokasi curug tersebut. Dalam waktu dekat kita akan mengundang ADM PTPN VIII untuk bekerjasama dalam hal pengelolaan objek wisata ini,” ujarnya.
0 Comments